Senin, 14 Januari 2013

Menyusuri Ngarai Sianok Bukittinggi - Bagian 1


Ada anggapan bahwa kalo kita mengunjungi Sumatera Barat maka tidak lengkap kalau kita belum datang ke Jam Gadang di Bukittinggi. Kita belum bisa dianggap "Pernah ke Sumbar" kalau belum melihat secara langsung jam berukuran besar yang berada di jantung Kota Bukittinggi tersebut. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi para pelancong di Sumatera Barat. Julukan Bukkittinggi sebagai "kota wisata" memang tidak mengada-ngada, kita bisa menemukan berbagai tempat wisata dari mulai wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam, hingga wisata dalam bidang keilmuan bumi (geowisata). Dan yang akan saya bahas kali ini adalah salah satu dari wisata alam sekaligus wisata dalam bidang keilmuan bumi (geowisata) yang ada di Bukittinggi yaitu Ngarai Sianok.

Mungkin ada beberapa pembaca yang pernah berkunjung ke Bukit Panorama di Bukittinggi. Sebuah tempat wisata yang menyajikan perpaduan pemandangan "The Great Sianok Canyon" dengan megahnya Gunung Marapi yang menurut saya sangat luarbiasa indahnya. Letaknya tidak jauh dari Jam Gadang, mungkin bisa ditempuh dalam waktu 10 menit saja. Biasanya dijadikan tujuan wisata ke 2 setelah selesai mengunjungi Jam Gadang.

Perasaan takjub menyelimuti pikiran saya ketika pertama kali mengunjungi Bukit Panorama ini. Perpaduan bangunan alam yang megah disertai udara yang sejuk, benar-benar menghipnotis pikiran saya. Hingga saya menghayal, "kayaknya enak nih kalo punya baling-baling bambu, bisa terbang menyusuri lembah dari ngarai sianok ini, naik turun muter-muter nyusurin sungai sianok dari udara". beginilah efek permanen dari keseringan nonton film Doraemon ketika masih kecil. hehe...

Hingga pada kunjungan saya yang kedua kalinya di Bukit Panorama, saya diberi tahu oleh rekan kerja saya di BMKG, sekaligus teman se-rumah dinas saya, sekaligus senior saya, sekaligus sesama anggota Wanasetya AMG, sekaligus Uda Bujang Bukittinggi 2009 yang gelarnya bertahan selama 2,5 tahun berturut-turut,  yaitu mas Syamsir Okraindy a.k.a Rang Mudo Bukik a.k.a Oeda Andi a.k.a Sutan...(apa ya gelarnya?) bahwa kita bisa menyusuri sungai sianok dari ujung ke ujung, kita juga bisa berkemah, Makan itiak lado ijo, jalan-jalan, longmarch, outbound, main air, bakar-bakaran, barbeque-an, Spa, makan junkfood, nonton bioskop, nontok konser, maen timezone dan berbagai aktifitas menarik lainnya di sepanjang lembah Sianok itu.
(Tentu beberapa point terakhir itu hanya mengada-ngada, hahaha..)

Informasi dari teman saya ini yang menginspirasi saya beserta teman-teman saya yang lainnya untuk melakukan sebuah petualangan menyusuri lembah dari ngarai sianok di Bukittinggi pada tanggal 23 Januari 2012, dan baru sempat dituliskan dalam bentuk cerita pada tanggal 20 november 2012. Itu artinya 10 bulan telah berlalu sejak saya melakukan penyusuran dilembah Sianok ini. Dan baru dipublish Januari 2013, itu artinya 1 tahun setelah perjalanan ini dilakukan. Tentu banyak hal yang mungkin terlupakan yang tidak akan dimuat dalam cerita ini, karena memang awalnya tidak pernah terpikirkan untuk mengukirkan perjalanan ini dalam bentuk cerita. Inimah "ujug-ujug" sajah pengen bikin cerita, oleh karenanya kemungkinan cerita ini lebih mirip album foto daripada catatan perjalanan yang biasa kita baca. :D

Baiklah.. karena paragraf pembuka nya sudah terlalu panjang
(oh... jadi diatas itu baru pembukaan ya?? FFFF..!!!!),  ada baiknya saya mulai masuk ke bagian inti, yaitu petualangan di lembah Ngarai Sianok. Sebuah petualangan yang sebenarnya tidak luar biasa alias petualangan yang biasa saja jika dilihat dari segi persiapan, medan yang dilalui, waktu yang terpakai dan penderitaan yang dirasakan. Namun, ada banyak hal yang saya temukan dan saya peroleh berawal dari perjalanan ini. Jadi saya simpulkan bahwa petualangan ini sangat luar biasa (!@#$%^??????).

Ceritanya saya awali dari perkenalan anggota tim kami yang terdiri dari 2 wanita dan 4 pria, yaitu 4 orang dari BMKG: saya (Tri Ubaya), uda syamsir, mbak siska, fitriadi serta 2 orang teman dari mas syamsir yaitu bang rahmat dan frety. Kami berkumpul dirumah bang rahmat pada hari senin tanggal 23 Januari 2012, mungkin sekitar pukul 9 pagi. Padahal rencana awal kami adalah take off dari rumah bang Rahmat jam 8 pagi. Tapi karena beberapa kendala, seperti ban motor bocor dLL, rencana awal jadi agak meleset. Walhasil, perjalanan harus dilalui ketika matahari mulai menyengat.


- tiba2 mood buat ngelanjutin nulis ilang ditengah jalan, yaudah.. just enjoy the pict aja lah.. :) -




Gerbang menuju jenjang seribu ini bisa kita temui di desa bukit apit, dari kiri ke kanan: saya, siska, frety, uda syamsir dan bang rahmat, yang moto si Fitriadi.

tambahkan artikel ini ke