Selasa, 07 Mei 2013

Pecahan Gerabah Cina di Pantai Sumatera barat



Disclaimer: tulisan dibawah ini bukan merupakan tulisan ilmiah yang berdasarkan pada bidang ilmu yang bersangkutan, dan tidak juga dapat dijadikan referensi ilmiah. Karena tulisan ini lebih berdasar kepada pendapat pribadi, pemikiran pribadi tanpa mempelajari terlebih dahulu mengenai dasar-dasar dari ilmu arkeologi (serta ilmu2 lain yang bersangkutan).

[tulisan dibawah ini membahas ttg penemuan gerabah cina, yang gak suka saya prefacenya, silakan di skip langsung ke isinya :D]

Seperti biasa, kalimat pembuka pertama pastilah berbunyi: "ah.. udah lama gak posting di blog ini lagi... :D". Kesibukan di dunia fana ini telah sukses menyita waktu sehingga menyusahkan saya untuk sering-sering posting di blog ini lagi. Hmm... Sounds 'lebay' rite? yeah... as usual.. 

Tiap saya nulis di blog ini bukan berarti saya mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif, tapi sebenernya lebih kepada melakukan sesuatu yang menyenangkan biar otak kembali fresh disela-sela kegiatan yg membuat penat. Dengan kata lain, nulis di blog ini adalah salah satu bentuk dari kegiatan refreshing :D

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai suatu barang unik, langka, kuno dan bersejarah yang baru saja saya dapatkan di sebuah pantai Sumatera Barat. Barang ini merupakan benda kuno yang pertama kali saya temukan dalam hidup saya. Sesuatu yg mungkin menurut kebanyakan orang dianggap sebagai barang yg tidak menarik, barang rongsokan, dan mungkin dianggap tidak penting sama sekali. Tapi bagi saya barang tersebut sangat penting, karena baru kali ini saya menemukan sendiri sebuah barang yang merupakan peninggalan peradaban beberapa puluh atau ratus tahun yang lalu. Atau mungkin ribuan tahun yang lalu?? i dunno.. tapi kayaknya paling lama ratusan tahun lalu.. gak mungkin lah kalau sampai ribuan tahun yang lalu... kelamaan cuy :D

Dari kecil, dari sejak SD, saya memang (agak) tertarik dengan suatu hal yang berbau penemuan, fosil - fosil, penelitian dan semacamnya. Ini semua gara-gara keseringan baca Majalah Bobo yang isinya biasanya mengenai pengetahuan-pengetahuan ilmiah. Kalo udah baca artikel tentang pengetahuan ilmiah, pasti ujung-ujungnya ngayal jadi peneliti /  penemu benda yang ada di artikel tsb. ah.. masa kecil yang penuh dengan khayalan. hahaha.. Sampe-sampe saya pernah punya cita-cita: seenggaknya dalam hidup ini harus menemukan minimal 1 buah batu meteor dan 1 buah fosil purba :D
Memang cita-cita yang yang agak aneh.. (ato mungkin Aneh banG-Get) tapi itulah hidup.. Bermimpi yang membuat hidup kita lebih hidup.. dan kita hidup untuk mengejar mimpi-mimpi..
(dan kemudian si hidup dan si mimpi saling kejar-kejaran -.-" )

Udah ah.. kapan mau ngebahas mangkok cina nya kalo preface gak pentingnya sepanjang ini.. Let's jump to the topic!!!

(-- Skip preface diatas sampe sini --)

Alkisah beberapa bulan yang lalu saya mengunjungi sebuah pantai di Prov Sumatera Barat bersama beberapa teman saya. Pantai nya lumayan indah lah kalo dibanding Taplau Padang :D. Seperti rekreasi pada umumnya, kami menikmati suasana pantai dengan berfoto-foto, bernarsis ria, maen aer laut dan kegiatan2 gak penting lainnya.. Dan diantara kegiatan2 gak penting orang2 yang yang datang ke pantai tsb, mungkin kegiatan saya lah yang paling gak penting, alih-alih berfoto-foto atau bermain air laut, saya malah menundukan kepala, ngorek-ngorek pasir pantai sambil mencari fosil-fosil unik diantara timbunan pasir pantai tsb. Gak sembarang fosil yang saya cari, melainkan fosil-fosil yang bentuknya unik dan menarik saja. Bukan untuk dijual atau diteliti, cuma buat penambah koleksi pribadi saja.

Namun dari tempat yang indah itu saya tidak berhasil menemukan fosil yang unik, alih-alih menemukan fosil unik, saya malah menemukan pecahan sebuah mangkuk keramik dengan tulisan cina berwarna biru. Awalnya saya kira pecahan keramik itu adalah limbah/sampah dari warga sekitar yang membuang sampah sembarangan sehingga terbawa ke laut (hal ini karena saya lihat ada beberapa sampah botol dan sendal yang bertebaran di pantai tsb). Tapi setelah saya perhatikan lagi secara detail, dilihat dari motif keramik, pewarna keramik, retakan permukaan keramiknya serta dari kotoran yang menempel pada bagian belakang keramik tsb, saya berkesimpulan bahwa bahan keramik ini sudah lama terendam dilautan. Bukan sekedar sampah buangan masyarakat modern.


Dari kesimpulan awal tersebut saya mulai beranjak ke kesimpulan lain, jika memang pecahan keramik ini sudah lama terendam dilaut, maka kemungkinan pecaham keramik ini berasal dari sebuah kapal yang tenggelam (seperti yg banyak ditemukan di cirebon), dan jika memang benar begitu, maka seharusnya ada banyak pecahan keramik lain dalam suatu jarak pantai tertentu. Karena dengan adanya sebuah range daerah penyebaran pecahan keramik, maka dapat dipastikan bahwa keramik ini memang berasal dari perahu yang ditenggelamkan atau keramik2 tsb memang ditenggelamkan di suatu titik di dekat pantai. Dengan sebaran pecahan keramik itu pula kita dapat memperkirakan letak tenggelamnya perahu tersebut. 


( ilustrasi sebaran pecahan gerabah di pantai)

Berangkat dari pemikiran tersebut saya mulai menyusuri tepi pantai yang indah itu. Dikala teman-teman lain asik dengan kegiatanya masing-masing, saya juga asik dengan sesuatu yang baru saya temukan ini. Semakin lama langkah saya semakin menjauh dari kerumunan teman2. Sesekali dari kejauhan terlihat beberapa teman memperhatikan sesaat ke arah saya, lalu kembali melakukan kegiatannya masing-masing. Mungkin dalam benak pikiran mereka terlintas kalimat "liat tuh si ubay lagi ngapain ngautis sendiri kayak gitu!!" hahaha...
Ah.. sabodo teuing.. saya terlalu asik dengan penemuan gerabah asal cina ini, dan saya pun kembali melanjutkan mencari puing-puing kecil dari pecahan mangkok cina dalam radius tertentu. Setelah sekian jauh melangkah (entah berapa belas atau puluh meter saya melangkah, lupa gak diukur), saya berkesimpulan lagi, apa yang saya pikirkan diawal tadi memang terbukti adanya. Pecahan-pecahan keramik ini kemungkinan besar memang berasal dari sebuah kapal yang tenggelam tak jauh dari bibir pantai. Sebaran pecahan hanya ditemukan dalam radius tertentu dan tidak menyebar asal-asalan. Besar kemungkinannya bahwa pecahan keramik ini berasal dari kapal yang tenggelam tak jauh dari bibir pantai. Dari tingkat biru air lautnya, kemungkinan kapal tersebut berada dikedalaman 4 sampai 15 meter. Perkiraan ini saya ambil dari pengalaman (sok tahu) saya ngukur kedalaman laut bersama Mr Inoue ketika mengukur kedalaman dipinggir pulau terluar di Padang untuk pemasangan alat pemantau tsunami.


(Foto Mr inoue ketika presentasi mengenai peran pulau terluar kota Padang terhadap potensi tsunami)


Dari perjalanan sepanjang pantai tersebut, saya menemukan pecahan keramik lain yang masih memilik bahan dan motif yang sama. Pecahan-pecahan ini memang tidak ada yang berukuran besar, paling besar berdiameter 8 cm. Selebihnya hanya potongan-potongan kecil saja. Namun dari potongan- potongan ini kita bisa menganalisa jenis gerabah apa saja yang terdapat di kapal yang tenggelam tersebut. Hal ini bisa diperkirakan dari ketebalan pecahan keramik, kelandaian pecahan, serta bisa dilihat dari jenis "kaki" pecahan. Maksud kaki disini adalah: jika kita melihat bentuk kaki bagian bawah (alas) dari cangkir, piring, mangkuk, visine dan sloki (cangkir arak) tentu berbeda-beda. Perbedaan jenis kaki ini yang membuat saya bisa memprediksi (secara amatir) jenis gerabah apa saja yang terdapat pada kapal yang tenggelam tersebut.
Gambar berikut ini merupakan foto dari berbagai jenis gerabah yang berbeda-beda berdasarkan jenis kaki/alasnya. Saya tidak menjamin perkiraan jenis gerabah yang saya tunjukkan ini pasti benar. Ini hanya perkiraan menurut pribadi saja, karena ini sebenarnya diluar ilmu yang saya geluti  :D


(kumpulan alas berbagai jenis gerabah dan perkiraan bentuk utuhnya)


Motif Gerabah


Berdasarkan motif nya, kumpulan pecahan gerabah tersebut kemungkinan memiliki 3 jenis motif yang berbeda, yaitu:
  1. Ada yang bermotif warna biru gelap dengan corak yg sering kita lihat di penemuan2 gerabah cina. Dengan gambar dedaunan atau hewan2.
  2. Motif biru telur asin, untuk yang ini saya tidak tahu apa gambarnya. Soalnya kurang jelas.
  3. Motif berwarna coklat, Untuk motif ketiga ini saya kurang bisa menjelaskan, yg pasti agak berbeda karena terdapat warna coklat pada pewarnaan gerabahnya. Berbeda dengan dua motif yang sebelumnya yang dominan berwarna biru.

(3 motif gerabah yang berbeda)


Ukuran pecahan

Berdasarkan ukuran pecahannya, saya kelompokkan menjadi 2 bagian pecahan, yaitu pecahan dengan ukuran agak besar dan pecahan ukuran kecil. Untuk ukuran besar, motif yang tercetak masih dapat dilihat dengan baik walaupun sudah direndam dalam air laut dalam jangka waktu yang cukup lama. Dapat diketahui pula bahwa motif pada gerabah berupa dedaunan dan mungkin bagian dari gambar hewan. Pecahan yang pertama kali saya temukan adalah pecahan yang memiliki tulisan cina. Dari penemuan pecahan ini pula yang membuat saya bisa mencari pecahan-pecahan kecil lainnya.

Dibawah ini saya perlihatkan pecahan gerabah yang memiliki tulisan china.


(Huruf cina yang terlukis pada salah satu bagian gerabah. Bagi yang bisa mengartikannya, mohon kasih tau saya :D)



(Sisi lain dari gerabah bertuliskan huruf cina)


Huruf yang terlukis pada pecahan tersebut memang sudah kurang jelas untuk dilihat, namun saya mencoba merekonstruksi huruf-huruf tersebut menggunakan coreldraw menjadi tulisan yang lebih jelas untuk dibaca. Namun saya tidak tahu, apakah yang saya tuliskan ini benar atau tidak, karena saya tidak mengerti bahasa dan tulisan cina sedikitpun. Jadi saya mohon bagi pembaca yang mengerti tentang bahasa dan tulisan Cina, tolong artikan tulisan pada gerabah tersebut diatas. Syukur2 kalau dari tulisan tersebut dapat diketahui berapa umur gerabah ini, darimana asalnya, dari dinasti apa? Mau diberikan kepada siapa? siapa yang mengantar? kapal apa yang menjadi moda ekspedisinya? dari mana? dimana? Sama siapa? semalam berbuat apaaaaa? (malah jadi lagu kangen band -,-")

Sungguh Saya sangat penasaran, kalimat apa yang ditulis pada gerabah ini. Namun berdasarkan ilmu kirologi yang saya pelajari, tulisan pada gerabah cina tersebut kemungkinan besar berbunyi: "MADE IN CHINA!!!!" bahahahaha.... :D
Berikut dibawah ini saya perlihatkan pecahan lain yang berukuran agak besar.


(gambar pecahan gerabah yang agak besar)

Selain pecahan ukuran besar, ada juga pecahan pecahan yang berukuran kecil. Namun walaupun kecil, masih terlihat corak atau motif-motif pada pecahan gerabah tersebut. Berikut ini adalah penampakannya.


(kupulan pecahan gerabah kecil)


Yang ini gerabah apa??

Untuk pecahan yang ini agak berbeda bentuknya, mungkin bukan bagian dari pecahan gerabah berbentuk piring, mangkuk atau gelas. Bisa jadi gerabah ini merupakan pecahan dari leher sebuah guci kecil. Sayang sekali saya cuma bisa menemukan 1 buah dari bentuk gerabah ini jadi gak bisa memperkirakan dengan baik apa sebenarnya pecahan gerabah ini. Terlebih motifnya sudah terhapus tiada tersisa....

 
(gambar ini mungkin leher guci)


Penutup...

(Whuaaaah.. mau udahan nulisnya nih??)
Tujuan awal saya menulis mengenai gerabah ini tidak terlepas dari rasa penasaran saya mengenai benda2 purbakala, benda2 kuno yang memang menurut saya menarik untuk di temukan dan di pelajari :D.

Sunggu saya bukanlah seorang Pemburu wanita Harta yang haus akan harta karun orang2 terdahulu. Bukan barang berharganya yang saya cari, saya hanya ingin memenuhi rasa ketertarikan dan penasaran saya akan benda2 tersebut, tidak lebih..
Saya sangat berharap ada pihak berwenang yang bisa menyelamatkan aset bangsa yang berharga ini dan memanfaatkannya secara legal demi kepentingan bangsa dan negara. Mudah2an aja ada orang yang berwenang baca tulisan ini, kemudian menghubungi saya untuk sama2 menyelamatkan benda berharga tersebut demi kepentingan bangsa. Dengan sangat terbuka saya akan memberi tahu letak Pantai dimana saya menemukan pecahan gerabah ini.

Dan mengenai rasa penasaran yang menuntun saya sejauh ini, saya jadi ingat kepada salah satu dosen yang mengajar saya ketika masih kuliah di Diploma 3. Beliau pernah berkata "Tahukah kalian apa yang membuat ras manusia lebih maju daripada makhluk2 lainnya....? jawabannya adalah Sense Of Curiosity, rasa penasaran yang membuat manusia menjadi lebih maju daripada ras-ras lainnya... "

So.. never kill your curiosity selama itu memang positif :D



Senin, 14 Januari 2013

Menyusuri Ngarai Sianok Bukittinggi - Bagian 1


Ada anggapan bahwa kalo kita mengunjungi Sumatera Barat maka tidak lengkap kalau kita belum datang ke Jam Gadang di Bukittinggi. Kita belum bisa dianggap "Pernah ke Sumbar" kalau belum melihat secara langsung jam berukuran besar yang berada di jantung Kota Bukittinggi tersebut. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi para pelancong di Sumatera Barat. Julukan Bukkittinggi sebagai "kota wisata" memang tidak mengada-ngada, kita bisa menemukan berbagai tempat wisata dari mulai wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam, hingga wisata dalam bidang keilmuan bumi (geowisata). Dan yang akan saya bahas kali ini adalah salah satu dari wisata alam sekaligus wisata dalam bidang keilmuan bumi (geowisata) yang ada di Bukittinggi yaitu Ngarai Sianok.

Mungkin ada beberapa pembaca yang pernah berkunjung ke Bukit Panorama di Bukittinggi. Sebuah tempat wisata yang menyajikan perpaduan pemandangan "The Great Sianok Canyon" dengan megahnya Gunung Marapi yang menurut saya sangat luarbiasa indahnya. Letaknya tidak jauh dari Jam Gadang, mungkin bisa ditempuh dalam waktu 10 menit saja. Biasanya dijadikan tujuan wisata ke 2 setelah selesai mengunjungi Jam Gadang.

Perasaan takjub menyelimuti pikiran saya ketika pertama kali mengunjungi Bukit Panorama ini. Perpaduan bangunan alam yang megah disertai udara yang sejuk, benar-benar menghipnotis pikiran saya. Hingga saya menghayal, "kayaknya enak nih kalo punya baling-baling bambu, bisa terbang menyusuri lembah dari ngarai sianok ini, naik turun muter-muter nyusurin sungai sianok dari udara". beginilah efek permanen dari keseringan nonton film Doraemon ketika masih kecil. hehe...

Hingga pada kunjungan saya yang kedua kalinya di Bukit Panorama, saya diberi tahu oleh rekan kerja saya di BMKG, sekaligus teman se-rumah dinas saya, sekaligus senior saya, sekaligus sesama anggota Wanasetya AMG, sekaligus Uda Bujang Bukittinggi 2009 yang gelarnya bertahan selama 2,5 tahun berturut-turut,  yaitu mas Syamsir Okraindy a.k.a Rang Mudo Bukik a.k.a Oeda Andi a.k.a Sutan...(apa ya gelarnya?) bahwa kita bisa menyusuri sungai sianok dari ujung ke ujung, kita juga bisa berkemah, Makan itiak lado ijo, jalan-jalan, longmarch, outbound, main air, bakar-bakaran, barbeque-an, Spa, makan junkfood, nonton bioskop, nontok konser, maen timezone dan berbagai aktifitas menarik lainnya di sepanjang lembah Sianok itu.
(Tentu beberapa point terakhir itu hanya mengada-ngada, hahaha..)

Informasi dari teman saya ini yang menginspirasi saya beserta teman-teman saya yang lainnya untuk melakukan sebuah petualangan menyusuri lembah dari ngarai sianok di Bukittinggi pada tanggal 23 Januari 2012, dan baru sempat dituliskan dalam bentuk cerita pada tanggal 20 november 2012. Itu artinya 10 bulan telah berlalu sejak saya melakukan penyusuran dilembah Sianok ini. Dan baru dipublish Januari 2013, itu artinya 1 tahun setelah perjalanan ini dilakukan. Tentu banyak hal yang mungkin terlupakan yang tidak akan dimuat dalam cerita ini, karena memang awalnya tidak pernah terpikirkan untuk mengukirkan perjalanan ini dalam bentuk cerita. Inimah "ujug-ujug" sajah pengen bikin cerita, oleh karenanya kemungkinan cerita ini lebih mirip album foto daripada catatan perjalanan yang biasa kita baca. :D

Baiklah.. karena paragraf pembuka nya sudah terlalu panjang
(oh... jadi diatas itu baru pembukaan ya?? FFFF..!!!!),  ada baiknya saya mulai masuk ke bagian inti, yaitu petualangan di lembah Ngarai Sianok. Sebuah petualangan yang sebenarnya tidak luar biasa alias petualangan yang biasa saja jika dilihat dari segi persiapan, medan yang dilalui, waktu yang terpakai dan penderitaan yang dirasakan. Namun, ada banyak hal yang saya temukan dan saya peroleh berawal dari perjalanan ini. Jadi saya simpulkan bahwa petualangan ini sangat luar biasa (!@#$%^??????).

Ceritanya saya awali dari perkenalan anggota tim kami yang terdiri dari 2 wanita dan 4 pria, yaitu 4 orang dari BMKG: saya (Tri Ubaya), uda syamsir, mbak siska, fitriadi serta 2 orang teman dari mas syamsir yaitu bang rahmat dan frety. Kami berkumpul dirumah bang rahmat pada hari senin tanggal 23 Januari 2012, mungkin sekitar pukul 9 pagi. Padahal rencana awal kami adalah take off dari rumah bang Rahmat jam 8 pagi. Tapi karena beberapa kendala, seperti ban motor bocor dLL, rencana awal jadi agak meleset. Walhasil, perjalanan harus dilalui ketika matahari mulai menyengat.


- tiba2 mood buat ngelanjutin nulis ilang ditengah jalan, yaudah.. just enjoy the pict aja lah.. :) -




Gerbang menuju jenjang seribu ini bisa kita temui di desa bukit apit, dari kiri ke kanan: saya, siska, frety, uda syamsir dan bang rahmat, yang moto si Fitriadi.

tambahkan artikel ini ke